Wonogiri (Girinews)-Pemerintah Kabupaten Wonogiri mempunyai terobosan baru dalam upaya penanganan kasus stunting. Dalam Rembug Stunting Tahun 2023, Senin (13/3/2023), Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengungkapkan Pemkab Wonogiri kini memiliki aplikasi Cinta Mutiara Keluarga (CMK).

Pada acara yang digelar di Pendopo Rumah Dinas ini, Bupati menjelaskan melalui aplikasi CMK, kasus stunting bisa dilihat secara real time. Dalam aplikasi itu pula tercatat data by name by address semua ibu hamil di Wonogiri yang memiliki risiko tinggi kehamilan dan berpotensi melahirkan anak stunting.

Dengan mengetahui hal tersebut kasus stunting bisa dicegah karena sejak masa kehamilan, ibu dan calon bayi terus dipantau serta diintervensi agar mengonsumsi makanan bergizi.

Bupati juga mengklaim bahwa hasil CMK riil dan terdata dengan baik.

“Hasil kami [CMK] ini riil. Kami monitor dari status bumil, yang risiko tinggi berapa, setelah melahirkan anak yang normal berapa persen, yang masuk kualifikasi kurang gizi atau stunting berapa persen. Itu terdata dengan baik, real time,” jelas Bupati.

Berdasarkan CMK, data kasus stunting di Wonogiri tercatat sebanyak 8% atau 1.600 anak. Bupati yang akrap disapa Mas Jekek ini yakin bisa mencapai zero stunting pada 2024. Integrasi anggaran dan kolaborasi semua pihak terkait menjadi fokus dalam mewujudkan hal tersebut.

Anggaran penanganan stunting pada 2023 ini sebanyak Rp16 miliar dengan perincian Rp9 miliar untuk pengadaan antropometri atau alat ukur tubuh anak dan Rp7 miliar untuk pemberian makanan tambahan (PMT).

Sementara itu, dana alokasi khusus (DAK) Kabupaten Wonogiri untuk penguatan penurunan kematian ibu, bayi, dan intervensi stunting mencapai Rp21,15 miliar

Pemantauan secara berkala terhadap anak di bawah usia lima tahun dan dua tahun dilakukan setiap bulan dengan penimbangan di posyandu-posyandu setiap dusun.

Salah satu Kecamatan yang dinilai paling baik dalam penanganan kasus stunting di Kabupaten Wonogiri adalah Kecamatan Girimarto. Kepala Puskesmas Girimarto, dr. Bambang Sri Budhi Raharjo, menyampaikan  selama ini penanganan stunting di Kecamatan Girimarto berkolaborasi dengan semua pihak terkait mulai dari puskesmas, desa, hingga kader-kader posyandu.

 “Kami ada 110 posyandu dengan kader sekitar 500 orang,” ucap dia.

Kasus stunting di Girimarto per Februari 2023 tercatat ada 34 anak. Strategi yang diambil Bambang dalam upaya penanggulangan stunting adalah dengan mengintensifkan kegiatan penimbangan dan pendataan anak.

“Data stunting di Girimarto, Wonogiri, itu diambil dari penimbangan. Kami intensifkan di penimbangan. Misalnya begini, kalau di satu desa ada 150 anak, maka 150 itu harus ada semua,” kata Bambang..

Walau terkadang ada anak yang ikut merantau orang tua atau memang tidak datang pada saat jadwal penimbangan, kader atau petugas berusaha agar anak-anak itu tetap terpantau perkembangannya.  Mereka yang ikut merantau dipantau jarak jauh guna memastikan anak tersebut ditimbang secara berkala. Begitu juga anak yang tidak datang ke posyandu maka akan didatangi langsung ke rumah dengan membawa antropometri.(SIKP_kominfowng/red)

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *